Monday, September 23, 2019

Hai Ladies! Ucapkan Good Bye Pada Tidur Nyenyak!

Tidur nyenyak. Sumber:pixabay

Selamat tinggal tidur nyenyak. Ketika bantal dan kasur yang empuk tak bisa lagi membuat saya bermimpi indah.

Bagi seorang wanita, begitu tahu positif hamil, maka lelapnya tidur akan jadi harapan.

Tiga bulan pertama tidur terganggu dengan pusing, mual dan muntah. Jika hamil sudah besar, tidur terkendala beratnya perut yang semakin menggelembung.
Ketika buah hati lahir, maka lebih parah lagi. Apalai kalau lahirannya proses SC, malam pertamanya dijamin horor karena sakit dibagian perut dan sulit untuk bergerak.  Begitu di rumah saya masih harus berjuang dengan pemberian ASI,jika pelekatan saat menyusui salah, maka bisa sakit hingga berdarah.

Bulan pertama semenjak bayi ada, anjuran bang Rhoma untuk tidak bergadang harus dilanggar.  Bayi yang 9 bulan nyaman dalam perut, tentu sedang beradaptasi dengan dunia luar yang berbeda. Karenanya dia rewel dan sering menangis.

Lepas itu mungkin saya bisa tidur, namun durasinya pendek-pendek dan bisa berkali-kali bangun. Bayi minta ASI, bayi pipis atau bayi pup semuanya jadi alarm untuk bangun di malam hari.

Belum lagi jika si kecil sakit. Batuk atau filek membuatnya tak nyaman. Maklum dia belum bisa mengekuarjan dahak sendiri. Ketika dia terbangun karena batuknya dan menangis, sering kali dia ingin terus digendong dan tak ingin direbahkan dikasur. Maka tengah malam hingga dini hari saya harus goyang kanan goyang kiri agar bayi terlelap dan bisa ditidurkan kembali di atas kasur.

Makhluk kecil itu kadang menipu lagi, ketika dipeluk dalam gendongan pulasnya minta ampun. Suara keramaian bahkan petir menggelegar tak akan menbuatnya terjaga. Tapi begitu dipindahkan ke kasur,istilahnya suara kentut ibunya yang lemah saja bisa, membuat matanya terbuka.

Hingga nyari 5 tahun begitu deh, susah untuk bobo cantik dan tenggelam dalam mimpi indah.

Lalu setelah 5 tahun, bisakah saya tidur nyenyak?  Hoho jawabanbya adalah belum! Kenapa?  Karena 5 tahun kemudian saya melahirkan kembali. Sehingga siklusnya terulang lagi.


Serba salah memilih posisi enak untuk memejamkan mata. Belum lagi orang hamil mudah kepanasan. Bawaanya gerah terus. Kadang kalau sudah masuk masa lahiran kaki juga suka kram.


Dan sekarang masanya masuk di siklus ke tiga. Bisa anda hitung berapa tahun saya tak tidur nyenyak? membangunkan bapaknya anak-anak membuat saya tak enak, karena dia harus berjuang esok hari untuk menjemput rezeki sebisa mungkin badannya fit dan segar kembali.

Kecuali di weekend mungkin saya tega berbagi tugas. Itupun jika anaknya tak berhasil berhenti menangis, tetap saja saya bangun kembali dan merengkuh sang bayi.

Itulah mengapa surga ada di telapak kaki ibu. Beliau tak bisa menolak atau protes karena tidurnya terganggu. Saya syukuri semua ini sebagai kenikmatan dan mengingatkan bahwa Ibupun pernah begini,maka tak ada alasan untuk saya dan kalian semua tak menghormati.

Melihat kelucuan buah hati saat tertidur bisa mengobati perasaan lelah karena tak bisa merebahkan badan. Bergadang itu berat! Biarlah aku saja yang bergadang kamu jangan dek.

No comments:

Post a Comment